Dalam sebuah kesempatan, Wendi Putranto, editor majalah Rolling Stone, pernah berkata, “Di Ambon, ada banyak sekali Michael Jackson. Semua orang pintar bernyanyi dan menari.”
Ketika kompetisi Let's Dance diadakan di jogja, ada grup disko yang semua anggotanya berasal dari Maluku. Seingat saya, nama grup mereka dinamai dengan bahasa Ambon. Saya turut bangga untuk itu. Saat mereka tampil, beberapa orang disamping saya, yang juga peserta Let's Dance, berteriak histeris, “Yeah.. Oldskull!”. Ya.. disko! yang tidak asing untuk saya. Gerakan hampir sama yang sering saya lihat l5 tahun lalu -yang akan sulit ditemukan pada modern dance sekarang ini.
Perform A-Crew di Salatiga. Potongan salah satu lagu Michael Jackson dan suara tembakan sudah dipakai sejak dulu dalam musik latar disko di Ambon.
Setiap pelajaran seni di sekolah, teman-teman saya yang berdarah asli Ambon, akan maju dengan mantap ke depan kelas dan bernyanyi dengan merdu. Biasanya -sebelum kelas ditutup- guru seni kami akan meminta mereka untuk bernyanyi 1-2 lagu lagi dalam bentuk kelompok. Sebagian dari mereka adalah penyanyi gereja dan langganan juara kompetisi penyanyi tingkat daerah.
Setiap pelajaran seni di sekolah, teman-teman saya yang berdarah asli Ambon, akan maju dengan mantap ke depan kelas dan bernyanyi dengan merdu. Biasanya -sebelum kelas ditutup- guru seni kami akan meminta mereka untuk bernyanyi 1-2 lagu lagi dalam bentuk kelompok. Sebagian dari mereka adalah penyanyi gereja dan langganan juara kompetisi penyanyi tingkat daerah.
Glen Fredly dan Yopie Latul -yang bersuara maut- adalah penyanyi-penyanyi hebat. Namun masih ada jutaan nama hebat lain di pulau indah itu. Sageru -yang namanya diambil dari nama minuman khas Ambon- adalah salah satu dari banyak generasi terkini penyanyi hebat Ambon.
Kolaborasi Ambowhena (Grup hiphop ambon-belanda) & Sageru, grup R&B dengan vokalis bersuara merdu. Tentunya dengan rasa khas ambon: Manis. :)
Satu dapa susa yang laeng kele..
Maluku satu dara seng ada yang pele..
Ambon Rules!