Hari ini juga dimulai pagi-pagi.
Saya bangun sejak 6, namun kesadaran saya belum 9 meski sudah menyeruput kopi
sachet-an bikinan ayuk.
Hujan desember yg menyiram Kuala Dua Belas sejak subuh belum reda. Inilah hujan yg tak dihujat seperti di kota. Di sini, air untuk minum dan memasak bersumber dari hujan. Kalau lebih bolehlah untuk mandi pula.
Seseorang mengabarkan bahwa Pak Artoni, kades Kuala Dua Belas, sudah datang dan ada di rumah kadus. Maka meluncurlah kami dengan speed.
Rumah kadus ada di ujung jeramba (titian kayu) yg melintang sepanjang 470 meter. Kami mewawancarai Pak Artoni di sana. Juga makan siang. Kali ini dengan mujair dan udang sungai yg masih segar-segar. Lagi-lagi, keramahan perkampungan pantai timur Sumatera.
Selepas makan siang kami akan meninggalkan Kuala Dua Belas. Pak Artoni berbaik hati mengantarkan kami dengan speed dinasnya. Speed berwarna merah-kuning-hijau dengan kutipan lagu lama pada bodynya "jangan ada dusta antara kita."
Menjelang 12, speed bermesin 60 PK itu bertolak membelah muara. Adios Kuala Dua Belas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar