Saat pesawat yang kami
tumpangi akan mendarat di Bandara Sentani, kami menoleh ke jendela dan terpukau.
Gugusan pulau-pulau dengan bukit-bukit hijau itu sungguh mengagumkan. Saya
menyangka perairan yang memisahkan pulau-pulau itu lautan, ternyata itu danau.
Danau Sentani.
Hari itu, 17 Mei 2012,
hari pertama saya menginjakkan kaki di Papua.
Tentu saja, hal pertama yang kami lakukan adalah mengabadikan momen itu. Berfoto di depan tulisan "Onomi Fokha | Selamat Datang di Jayapura".
Hari sudah sore saat kami tiba, dan Bandara Sentani tak begitu ramai. Namun ada yang menarik, di beberapa pilar ada poster bertuliskan "Dilarang Makan Pinang", sedang di bagian luar bandara banyak terdapat papan peringatan "Dilarang Meludah Sembarangan" dengan kantung plastik tergantung. Peringatan itu sepertinya tak begitu berpengaruh melihat aspal di tempat parkir penuh ceceran merah. Bukan darah, tapi ludah pinang.
Pemandangan yang sama juga terdapat di jalanan dekat pasar Sentani, lokasi tempat kami menginap di hari pertama. Banyak bekas ceceran ludah pinang di jalanan. Orang Papua memang gemar makan pinang. Barangkali bagi mereka pinang itu candu.
Sangat mudah menemukan pinang disana. Di Sentani, juga Jayapura, pinang dijual di trotoar-trotoar. Dengan 5000 rupiah, kita sudah bisa mendapatkan segenggam pinang lengkap dengan sirih dan kapur. Inilah yang membuat salah seorang diantara kami mengusulkan agar kami mencoba pinang bersama-sama. Hal yang saat itu tak diamini oleh saya.
Malam itu pula, untuk pertama kalinya, kami makan dengan porsi papua. Sebagai bayangan, sekali makan dalam porsi papua adalah 3 kali porsi warteg atau warung pecel lele. Porsi yang membuat semua anggota tim kami kembali ke Jogja dengan wajah membulat. Saya naik 3 kg! :D
Besoknya, pagi-pagi, dari hotel Surya Jaya, Sentani kami bertolak menuju Jayapura. Melewati makam orang paling berpengaruh di Papua, pahlawan Papua, Theys Hiyo Eluay. Siapa pun yang mendarat di Sentani dan hendak ke Sentani maupun Jayapura akan melihat makam Theys yang terletak persis di depan pertigaan jalan Sentani-Jayapura-Bandara.
Selepas Sentani, perjalanan menuju Jayapura dihiasi pemandangan mengagumkan. Dalam sekejap semua HP dan kamera kami mengarah ke sisi kanan mobil saat melewati pinggiran danau Sentani. Di sisi kiri bukit-bukit hijau terhampar, dan di sisi kanan Danau Sentani tampak tenang dan magis.
Sepotong surga dibuang di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar