25 Agustus 2008

Seringai Bangsat!!

8th Slackers Anniversary, Terrace Cafe, 24 agustus 2008 

Para begundal hardcore Jogja berkumpul dan sukses membakar Jogja bersama band rock oktan tinggi asal Jakarta dalam perayaan hari jadi distro terkemuka di jogja. 

Garda depan hardcore jogja; Mortal Combat, Nothing, dan Something Wrong, delegasi dari Jakarta yang berisikan veteran hardcore dan metalhead yang menolak tua; Seringai, aksi rock n roll; Coffin Cadilac, dan juga Dub Youth. Dengan line-up seperti ini jogja bukan hanya akan dibakar, tapi dihancurkan rata dengan aspal. Jogja yang selalu dingin di malam hari sepertinya sudah memberi sinyal akan panasnya malam ini. Venue yang dipilih pun cukup pas, yakni di Terrace Cafe, yang berada di utara. Jogja adalah kota wisata, dan disini arah mata angin menunjukan ragam wisata yang akan dituju. Seorang kawan pernah bercanda ”Kalo bagian selatan jogja tuh kita bisa wisata budaya, tapi kalo daerah utara itu wisata birahi..”. Haha.. yap. Saya merasa seperti bukan di Jogja tiap kali berada di utara. 

Kembali ke gigs. Saya selalu telat datang. Saya dan bugisan wild crew baru tiba sekitar pukul 10, kami melewatkan Mortal Combat dan Nothing. Band yang saya sebut terakhir, mungkin akan sedikit mengingatkan anda pada Walls Of Jericho, kalau tidak mau menyebut Step Forward. Beruntung saya masih sempat menyaksikan aksi oldskull paling tua di Jogja, Something Wrong. Pemandangan yang hanya bisa saya liat di DVD Agnostic Front live at CBGB tersajikan disini. Mereka masih tetap cadas. Tak heran, sehabis mereka main pun, sebagian besar penonton masih berteriak mengharapkan Encore. Venue sepertinya sudah panas dari tadi. Saya bersyukur karena tidak ada band metalcore yang main, kekhawatiran akan munculnya banyak poni lempar ber-skinny jeans pupus sudah (Oops...!). Wajah-wajah lama terlihat, dan semuanya menyatu dalam mosh pit. Disini, gigs sudah harga mati akan menjadi ajang reuni. Band selanjutnya Coffin Cadilac, sebenarnya mereka terhitung band lama, hanya saja susah sekali menemukan mereka di atas panggung. Sang vokalis terlalu asik dengan side projectnya The Southern Beach Terror. Mereka bermain all out dan cukup baik namun penonton di baris depan hanya memilih duduk manis, mungkin beristirahat karena baru dihajar Something Wrong.

Disela-sela acara MC sempat membagi-bagikan bir untuk penonton. Dua orang penonton wanita menghabiskan se-pitcher bir lewat beer bong. Kalau bukan karena cukup bening, saya pasti malas menyaksikan :D. Arian terlihat merekam momen ini. 

Sesaat setelahnya Seringai akhirnya didaulat ke panggung, dancefloor yang tadinya sempat lengang langsung penuh. Saya tidak ingat urutan lagu yang dimainkan, hanya dalam hitungan detik setalah Seringai memulai setnya, saya sudah hanyut dalam lautan mosh. Seorang teman sempat bingung melihat saya. Yah....saya hanya akan terlihat di dancefloor saat ada band Ska atau Reggae yang pentas. Seringai berhasil memaksa saya melakukan ini. Yang saya ingat, di lagu-lagu awal mereka memainkan Berhenti di 15, Citra Natural, Akselerasi Maksimum, dan Membakar Jakarta. Sangat menyenangkan menyaksikan band kesukaan memainkan set panjang. Venue penuh sesak. Terrace cukup kecil jadi tiket yang dijual hanya dibatasi 300 lembar, banyak penonton yang akhirnya menunggu keajaiban diluar dengan wajah memelas :-). Anehnya, teman saya Pandu, yang juga kehabisan tiket tiba-tiba sudah terlihat diatas panggung, merebut mik dari arian dan berteriak ”i wanna drink” saat Seringai memainkan Alkohol. Baru saya ketahui belakangan ternyata pandu masuk dengan cara yang sungguh najis, mengintit, dengan rombongan Dub Youth. Di awal pentas -mungkin karena melihat banyak sekali wajah lama yang hadir- arian sempat berujar mendedikasikan penampilan mereka kali ini untuk ”oldskull”. Saat memainkan Anti Social para ”orang tua” itu ikut sing along. Gufy dari Kongsi Jahat Syndicate yang (kembali) mengorganize acara ini juga hanyut dalam mosh. Seringai kemudian menutup penampilan mereka dengan Lencana, Neraka Jahanam yang didedikasikan untuk Ahmad Albar dan Individu Merdeka yang membuat seisi venue tak henti-hentinya berteriak.

Harusnya saya ingin merayakan kebisingan dengan bunga malam ini, tapi ikut membantu menghadirkan teman didepan idolanya juga menyenangkan. Teman saya, Pakde we, termasuk orang lama di hardcore, yang sudah menyukai Puppen sejak bangku smp. Dia ingin sekali menyaksikan Arian dengan Seringai. Dan malam ini terpenuhi. Saat perjalanan pulang, pakde sempat bilang ”nyaris lengkap cal, hanya kurang satu... Homicide” hahaha.. ya. Kami mengidolakan Homicide juga. Tapi sepertinya akan menjadi mustahil. 

Pertunjukan Seringai baru saja usai namun saya baru sadar kalau saya masih saja merinding. Bangsat!