03 Desember 2012

Buah Spesial dari Tanah Spesial: Matoa


Betapa beruntungnya kami, saat berada di Kantumilena warga setempat –yang kebanyakan berprofesi sebagai petanisedang panen Matoa. Alhasil, buah yang paling sering kami cicipi adalah matoa, bukan pinang. Setiap pagi mama-mama yang bertugas memasak makanan kami membawa 1 ember penuh matoa yang selalu habis di hari yang sama.

Matoa selalu jadi rebutan. Siapa yang telat makan siang, bisa dipastikan dia tak kebagian matoa, kalaupun kebagian itu hanya sisa-sisa. Saya tak tahu apakah matoa juga tumbuh di pulau selain Papua, yang pasti ini pertama kalinya saya mencicipi matoa.

Matoa berbentuk bulat seukuran langsa, namun isinya mirip rambutan. Dan rasanya mirip rambutan campur durian. Mendekati rasa durian. Eh, bukan. :D Ah, susah menjelaskannya. Tapi itulah rasa matoa. Spesial.

Buah spesial dari tanah spesial.

Saking spesialnya, Yasin, seorang kawan asal Palembang membawa pulang beberapa biji matoa dan berniat untuk menanamnya di tanah Sumatera. Suatu saat nanti, jika ada juragan matoa asal Palembang, boleh jadi itu Yasin. :D


Tidak ada komentar: