06 Januari 2014

Rumah Nyaman Para Kucing

"Cobooooonnggg!!!" seru Rani dan bu Fatmawati bersamaan saat melihat Cubung muncul di malam pergantian tahun. Dia tak terlihat sepanjang hari, dan baru muncul sekitar pukul 9 malam di teras belakang rumah pak Lux saat semua sedang berkumpul untuk merayakan pergantian tahun.

Cubung adalah satu di antara 13 kucing kecubung peliharaan keluarga pak Lux. Yang paling berisi di antara lainnya. Saya dan Yayu memanggilnya Dodi. Tubuh gempalnya dan gaya Cubung berjalan mengingatkan kami pada Dodi, teman kami.

Cubung juga kucing favorit kami dan paling mudah kami kenali. Warna bulunya lebih variatif dibanding lainnya: coklat-putih di bagian punggung dan hitam-putih di kepala. Di penghujung malam saat semua penghuni rumah nyaris terlelap, Cubung suka naik ke lantai 2 tempat kami menginap dan meraung-raung meminta dibukakan pintu rumah.

Di malam hari, semua kucing milik pak Lux tak bisa keluar rumah. Semua akses keluar dikunci. Kucing-kucing itu tidur di atas meja setrika dan meja dan sofa di lantai 2.

Bu Fatmawati punya cara cukup unik saat memanggil kucing-kucing itu makan: memukul-mukul piring plastik dengan sendok dalam ritme cepat berulang-ulang. Tak sampai hitungan menit, kucing-kucing itu sudah berkumpul dan mendekat pada bu Fatmawati. Menu sehari-hari mereka: nasi putih yang sudah dicampur ikan.

Di malam tahun baru, Cubung dan geng mendapat menu spesial. Tak hanya tuan rumah dan tamu yang kebagian sate dan ayam panggang. Ke-13 kucing itu pun kebagian.

Pak Alpian, tetangga pak Lux yang juga hadir malam itu bercerita tentang tayangan TV yang ditontonnya. Tentang kisah keluarga yang menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk mengurus kucing. Lantas bu Fatmawati menimpali, "Sewaktu kami mulai melihara kucing-kucing itu, rejeki kami kian mengalir."

Semua penghuni rumah pak Lux sepertinya memang sangat menyayangi kucing-kucing itu. Setiap tempat di rumah itu adalah tempat tidur yang nyaman untuk para kucing.

Rumah panggung itu pun begitu nyaman bagi kami. Sampai-sampai saat dipanggil pulang kami menolak dan mencari-cari alasan agar bisa berlama-lama di sana. :D

Saya semakin nyaman kalau ada orang yang baru saya kenali memanggil nama saya dengan benar, apalagi dengan cara memanggil orang dusun, "Caaaallll.. Oooo Caalll..."

Tidak ada komentar: